Saturday 27 August 2016

TEORI KEPRIBADIAN MENURUT GODON ALLPORT



1.      Biografi Gordon Allport
Gordon Alport lahir pada tahun 1897 di Montezuma, Indiana. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Karena bersifat pemalu dan selalu ingin belajar, dia menghabiskan masa kecil yang agak terisolasi dari pergaulan. Karena ayahnya adalah seorang dokter desa, Gordon tumbuh di tengah-tengah pasien, perawat dan petugas sebuah rumah sakit kecil. Setiap orang beerja keras. Masa kecilnya sangat menyenangkan dan relatif tidak ada peristiwa yang mengguncang.
Allport sering mengulang sebuah cerita dalam biografinya. Saat berusia 22 tahun, dia pergi ke Wina. Dia berencana bertemu dengan Sigmund Freud. Dia menceritakan beberapa pengamatan yang telah ia lakukan sebelum bertemu Freud. Dia bercerita tentang seorang anak laki-laki yang duduk di atas bus dengan gelisah, karena dia duduk di bangku yang sebelumnya diduduki oleh seorang pengemis dekil. Gordon menganggap hal ini sama dengan ajaran ibunya untuk selalu menjaga kebersihan.
Freud bukannya menanggapi pengamatan yang dilakukan Gordon ini, tapi malah melihat cerita ini sebagai ekspresi dari proses yang lebih dalam dan berasal dari alam bawah sadar Gordon. Freud langsung berkomentar, “Dan anak kecil itu kamu sendiri, bukan?”.

Pengalaman ini menyadarkannya bahwa psikologi ala Freud kadang-kadang menggali terlalu dalam, sementara behaviorisme kadang-kadang malah tidak menggali apa-apa.
Allport meraih gelar doktor psikologi tahun 1922 dari Harvard, yang mengkuti jejak kakaknya, Floyd, yang kemudian menjadi seorang psikolog sosial terkenal. Kariernya dihabiskan untuk mengembangkan teori, mengkaji persoalan-persoalan sosial, seperti prasangka, kecurigaan komunal dan sebagainya, serta mengembangkan tes kepribadian. Dia meninggal di Cambridge Massachusetts tahun 1967.

2.   Pengertian Kepribadian, Watak dan Tempramen
Sebelum Allport mengemukakan tentang definisi kepribadian individu, masyarakat publik telah mengenal puluhan definisi yang dikemukakan oleh ahli-ahli di bidang masing-masing. Allport kemudian menghimpun definisi-definisi tersebut dan menggolong-golongkannya sesuai dengan etimologi (sejarah pengertiannya), sesuai dengan arti teologis, filosofis, sosiologis, sesuai dengan hubungan lahiriahnya, dan berdasarkan pada arti psikologis. Berbagai definisi yang berhasil dihimpunnya itu kemudian dijadikannya sebagai dasar berpikir guna merumuskan definisi kepribadiannya.
a.       Definisi Kepribadian Menurut Allport
Semula Allport memberikan definisi kepribadian dengan sangat singkat. Ia menyatakan bahwa kepribadian didefinisikan untuk mengakomodasi tentang fakta manusia menrut pemikirannya. What a man really is.
Menurut Allport kepribadian didefinisikan sebagai suatu organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psychophysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan dirinya terhadap sekitar.
Digunakannya istilah organisasi dinamis dalam definisi menurut Allport  tersebut tercetus oleh realitas bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah dari waktu ke waktu meskipun padanya terdapat komponen yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian itu sendiri. Kepribadian bukanlah suatu mental yang sifatnya eksklusif semata-mata, melainkan semua komponen yang menyusun kepribadian adalah satu kesatuan yang melingkupi tubuh dan jiwa seseorang. Untuk menyatakan hal ini Allport menggunakan istilah psychophysical.
Dalam referensi lain, penggunaan istilah “Khas” dalam batasan Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu bertingkah laku dalam caranya sendiri karena setiap individu memiliki kapribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, dan karenanya tidak akan ada dua orang pun yang bertingkah laku sama.

b.      Watak (Character)
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering kali digunakan secara bertukar-tukar, namun Allport menunjukkan bahwa basanya kata watak menunjukkan arti normatif, serta menyatakan bahwa watak adalah pengertian etis dan Allport juga menyatakan bahwa “Character is personality evaluated, and personalityis character devaluated”, yang artinya watak adalah kepribadian yang dinilai, dan kepribadian adalah watak tak dinilai.
Ia menunjukkan bahwa watak pada umumnya menuunjukkan arti normatif. Dengan demikian, kata watak akan lebih tepat dipergunakan untuk menyatakan hal-hal perbuatan yang bersifat etis.
Dari uraian ini jelas adanya perbedaan antara watak dan kepribadian. Maka, kekeliruan yang sering terjadi selama ini telah dilururskan dan seyogyanya tidak  terulang lagi.

c.       Temprament
Pengertian temprament dan kepribadian juga sering dikacaukan. Namun sebenarnya umum mengakui adanya perbedaan diantara keduanya. Temprament adalah disposisi yang sangat erata hubungannnya denfgan faktor-faktor bilogis atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi perkembangan. Peranan keturunan disini lebi penting/besar daripada sei-seg kepribadian yang lain.
Bagi Allport temprament adalah bagian khusus dari kepribadin yang diberikannya definisi sebagai berikut :
Tempramet adalah suatu karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kwalitas kekuatan suasana hatinya, dan segala cara dari fluktuasi dan intensitas suasana hati, gelajala ini tergantung kepada faktor konstitusioal, dan terutama berasal dari keturunan.

3.  Keperibadian menurut Gordon Allport- keunikan individu
Allport melihat bahwa manusia yang baru lahir sebagai seorang yang hanya memiliki dorongan primitive, dan tingkah laku reflex, tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terbentuk pada saat pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan. Menurut Allport, faktor utama tingkah laku orang dewasa yang matang  adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut otonomi fingsional. Akan halnya manusia sebagai makhluk berkeTuhanan yang dimaksud adalah bahwa manusia mempunyai keyakinan akan adanya sumber dari segala sumber kehidupan yang diterima melalui agama yang di yakininya.
Sebagai makhluk individual manusia juga tidak hanya keseluruhan jiwa raga, melainkan juga masing-masing manusia merupakan pribadi yang khas sesuai dengsn corak kepribadian dan kecakapan-kecakapannya. Allport berpendapat bahwa kepribadian manusia adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang unik dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
            Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan atau faktor lingkungan sendiri yang menentuksn bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiptokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
4.  Perkembangan proprium sebagai dasar kepribadian yang sehat
            Proporium adalah sesuatu yang dimiliki seseorang yang unik (khas), Proporium (self) terdiri dari hal-hal atau proses yang penting dan bersifat pribadi bagi individu, dan segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”. Proporium juga sebagai susunan dari tujuh tingkat diri ini (dari masa bayi – masa adolensi).
Dalam perkembangan Proporium, Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Ø  0-3 tahun :
Perkembangan kesadaran diri: sense of bodily self (enak – tidak enak), identitas diri sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimana anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan bisa mengontrol dunianya.
Ø  4-6 tahun :
Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan terhubung dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat di tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkungan adalah bagian dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penamaan-penamaan nilai, tanggung jawab morl, intense, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak.
Ø  6-12 tahun :
Kesadaran diri sebagai perilaku yang rasional, yang bisa mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak darri lingkungan keluarga ke masyarakat.

Ø  Remaja
Propriate striving, pembangunan tujuan dan rencana kedepan: intense-intensi, long-rage purposes, distant goals. Persoalan utama berkaitan dengan identitas, “apakah saya seorang anak atau dewasa?”
Ø  Kedewasaan
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.

Suatu kegagalan atau kekecewaan pada setiap tingkat bisa saja menghambat bahkan stag pada penampilan tingkat-tingkat selanjutnya. Menurut Allport, faktor utama tingkahlaku orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras, yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.
5.  Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)


2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
6.  Struktur dan Dinamika Kepribadian
Organisasi dinamis dalam seseorang yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan keunikan penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah kepribadian merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait. Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati menyadari istilah karakter dan temperamen.
· Karakter (watak) adalah segi kepribadian yang dinilai. Seseorang sering dinilai memiliki karakter baik atau buruk.
· Temperamen adalah disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis atau fisik. Dalam hal ini hereditas memainkan peranan penting dan bersama intelegensi dan fisik membentik kepribadian.
7.  Sifat-sifat dan Disposisi-disposisi Personal
Sifat adalah Kecenderenungan untuk berespons dengan cara tertentu ; tendensi neuropsiki. Sifat bukanlah bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan melainkan kenyataan objektif. Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi nominal.
  • Sifat umum : ciri-ciri (sifat) yang terdapat pada banyak orang.
  • Disposisi Personal: keunikan-kekhususan (sifat) pada individu
Contoh :
Dalam sebuah kelompok ada 20 orang menunjukkan sifat keagresifan (common trait). Tapi kita tidak bisa mengtakan 20 orang itu menunjukkan/mewujudkan keagresifannya lewat jalan yang sama. Mungkin ada yang asertif dan kompetitif, sarkastic dan bermusuhan, dan mungkin lewat kekerasan fisik. Personal deposisi dapat disebut sebagai sub kategori atau jalan khusus sifat terwujud.
Sifat tidak hanya membimbing suatu tingkah laku tapi juga memulai tingkah laku dan dalam beberapa hal memerankan peran memotivasi yang penting.
Contoh :
Seseorang yang punya sifat ramah/suka bergaul, tidak suka duduk sendiri di rumah menunggu orang lain menghubunginya. Dia akan mencari teman-temannya.
Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai motivator murni tingkah laku beberapa dorongan baik internal maupun eksternal yang mendahului tindakan.
Contoh :
Jika seseorang suka pergi ke disko, secara umum dia orang yang suka bergaul tapi ada tingkah laku khusus bahwa dia suka mendengarkan musik.

8. Hubungan Sifat, Kebiasaan, Sikap dan Tipe
Keempat hal tersebut merupakan kecenderungan (predisposisi) yang unik, hasil dari faktor genetik dan pembelajaran dan mendorong/menuntun tingkah laku seseorang .
§ Kebiasaan: Kurang lebih umum ( sifat /trait paling umum) , respons khusus pada stimulus tertentu, kurang evaluatif.
Contoh: Huming ketika mendengarkan musik, membaca dengan bersuara.
§ Sikap : lebih umum dari kebiasaan, penekanan segi lingkungan (kecenderungan untuk berespon positif atau negatif terhadap objek tertentu), paling evaluatif.
Contoh: Kesukaan terhadap partai, atau makanan tertentu.
§ Tipe: Abstraksi/pengelompokan sifat-sifat; mementingkan keajegan/keteraturan sekumpulan sifat. Akan tetapi tipe menyembunyikan (sifat)keunikan pribadi dan menunjukan perbedaan perbuatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan.

9.  Disposisi Pokok, Disposisi Sentral dan Disposisi Sekunder
§ Disposisi Pokok :Sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan pada setiap individu.
Contoh :
Orang Narcistik adalah orang yang memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada kebutuhan dan ketertarukannya.
§ Disposisi Sentral: Kecenderungan karakter yang kuat (khas) pada seseorang.
Contoh:
Mungkin kita menggambarkan karya Shakespeare (Hamlet) introspektif, obsesif, melankolis, dramatik.
§ Disposisi Sekunder: Berfungsi terbatas, kurang menentukan dalam deskripsi kepribadian dan lebih terpusat pad respon yangt dicocokinya.
Contoh:
Seseorang yang menyenangkan, mungkin meledak marah ketika seseorang menghina kelompoknya.
Dua kekhususan teori Allport adalah penolakannya pada masa lalu yang mengambil bagian penting dalam motivasi dan ketegasannya dalam proses kognitif seperti intensi, perencanaan pada motivasi orang dewasa. Apa yang dilakukan oleh individu adalah kunci petunjuk yang penting tentang bagaimana orang bertingkah laku sekarang. Allport mencari ke masa depan apa yang diharapkan oleh individu.

10.  Perkembangan Kepribadian Self
Self merupakan satu-satunya sepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self dibentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologic dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri cerdas, menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik.
a.      Peranan Positif Regards
dalam hidupnya, manusia selalu mempunyai perasaan dan kebutuhan untuk dicintai, disukai dan diterima oleh orang lain.dan oleh karena itu self akan berkembang secara utuh-keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagian jika tercapai.
Ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
1) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)
adalah salah satu dari lima wilayah utama kepribadian yang ditemukan oleh para psikolog. Keterbukaan aktif melibatkan imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian terhadap perasaan batin, preferensi untuk berbagai, dan keingintahuan intelektual. Sebagian besar psikometrik penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas ini secara statistik berkorelasi. Dengan demikian, keterbukaan dapat dipandang sebagai ciri kepribadian global yang terdiri dari satu set ciri-ciri khusus, kebiasaan, dan kecenderungan yang berkumpul.
2) hidup menjadi (existential living)
sebagian didasarkan pada eksistensial keyakinan bahwa manusia sendirian di dunia. Perasaan kesendirian ini menyebabkan perasaan ketakbermaknaan yang dapat diatasi hanya dengan orang itu sendiri menciptakan nilai-nilai dan makna. Ini menunjukkan bahwa dalam membuat pilihan-pilihan kita sendiri kita menerima tanggung jawab penuh atas hasil dan menyalahkan siapa pun kecuali diri kita sendiri jika hasilnya kurang dari apa yang diinginkan.
3) keyakinan organismik (organismic trusting)
Mempercayai seseorang pikiran dan perasaan sebagai akurat. Lakukan apa yang datang secara alami.
4) pengalaman kebebasan (experiental freedom)
Untuk mengakui kebebasan seseorang dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
5) kreativitas (creativity)
Full partisipasi di dunia, termasuk memberikan kontribusi bagi kehidupan orang lain
b.      Otonomi Fungsioanal
Otonomi fungsional memandang motivasi dewasa bermacam-macam, sistem self sustaining, pertumbuhan sistem antecedent, tapi secara fungsional tak terkait. Otonomi fungsional juga pendorong dan pembentukan perilaku masa kini dan lepas lepas dari masa lalu. Apa yang dilakukannya semata-mata dikhususkan begitu saja demi tujuan berbeda dari semula.
Contoh:
Seorang pemburu tetap saja kan memburu meskipun tidak ada nilai instrumentalnya (semata-mata senang berburu)
  • Perseverative Otonomi Fungsional : meliputi bentuk-bentuk kecanduan,mekanisme sirkular, perbuatan yang diulang-ulang atau secara rutin. Orang dewasa yang sehat ditandai dengan serangkaian sifat yang teratur dan kongruen yang berfungsi sebagaian besar secara rasional dan sadar. Maka untuk memahami orang dewasa maka harus memahami maksud dan aspirasi mereka.
Contoh :
Tindakan seorang anak yang mengoceh berulang-ulang, tugas yang belum selesai mendapat interupsi dan cenderung diingat dari pada tugas yang selesai.
  • Propriate Otonomi Fungsional : meliputi minat-minat yang dipelajari, nilai-nilai, sentimen-sentimen, motif-motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri dan gaya hidup. Manusia selalu dalam proeses untuk menjadi lebih integral dan daya penyatiu yang paling penting adalah propriate function, dimana usaha mengejar tujuan yang membentuk kepribadian.
Contoh:
Seseorang yang ingin menjadi dokter bukanlah merupakan sifat bawaan atau karena diperlukan tapi belajar untuk hidup.
11.  Beberapa catatan mengenai Teori Allport
Kekurangan Allport pada persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian, gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.


Refrensi:


Boeree, George, Personality Theories. Jogjakarta: Prismasophie, 2005
Koswara, E, Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco, 1991
Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Kepribadian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013
Sujanto, Agus, dkk, Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Askara, 1997
Yusuf, Syamsul LN, M.Pd. dkk, Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008
 

No comments:

Post a Comment