Friday 19 August 2016

Sejarah dan Aliran Psikologi




Secara garis besarnya sejarah psikologi dapat di bagi dalam dua tahap, yaitu masa sebelum dan masa sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri ( psikologi  menjadi ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota leipzig, Jerman.
Sebelum tahun 1879, psikologi dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu fasal (phisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno, seperti plato, Aristoteles dan Socrates telah memikirkan jiwa dan gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempeljari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus-menerus sehingga mencapai pengertuan yang hakiki tentang sesuatu. Pada waktu itu belumada pembuktian secra empiris, melainkan berbagai teori dikemukakan berdasarkan argumentasi logika belaka. Psikologi benar-benar msih merupakan bagian dari filsafatd alam arti semurni-murninya.




Pada Abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descrates (1596-1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm leibniz (16446-1716) yang mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psychophisical paralellism), John Locke (1623-1704) dengan teori tabula rasa, bahwa jiwa anak yang baru lahir masih bersih seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya masalah kejiwaan dibahas pula oleh para ulama islam seperti Imam Al-gazali (wafat 505 H), Imam fachrudin Ar-Razi (wafat 606 H). Pembahasan masalah psikologis merupakan bagian dari ilmu usuluddin dan ilmu tasawuf.
Disamping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli ilmu faal juga melai menyelidiki gejala kejiwaan melalui experimen-experimen. Walaupun mereka menggunakan metode ilmiah (empiris), namaun yang mereka selidiki terutama tentang urat syaraf pengindraan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat sensoris dan motoris di otak, serta hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf tersebut. Dengan demikian gejala kejiwaan yang mereka selidiki hanya merupakan bagian dari objek ilmu faal dengan metode yang lazim digunakannya. Diantara para tokohnya adalah: C Bell, F. Magendie, J.P. Muller, P. Broca dan I.P Pavlov.

Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa di mana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, terlepas dari filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan dipelajari secara sistematis dan objektif. Selain metode experimen digunakan pula metode intropeksi oleh W. Wundt. Gelar kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran dan hikum. Ia dikenal sebagai sosiolog dan filosof dan orang pertama yang mengaku dirinya sebagai psikolog. Ia dianggap sebagai bapak psikologi. Sejak itu psikologi berkembang pesat dengan bertambahnya sarjana psikologi, penyusun teori-teori dan keragaman penikiran-pemikiran baru. Psikologi mulai bercabang ke dalam berbagai aliran.
Psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dalam hal isi, metode dan penggunaannya dimulai pada abad ke-19.
Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah berusaha untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom). Sebelum abad ke 19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Meskipun demikian, persoalan psikologi telah ada sejak ratusan tahun sebelum masaehi, mansuia telah mempersoalkan masalah “jiwa” atau “roh”, baik hakekatnya maupaun hhubungannya dengan manusia. Perbedaan cara memecahkan masalah jiwa di masa lampau dengan masa modern, terutam terletak dalam cara pendekatannya. Pemecahan masalah dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistis, sedang di masa modern dengan pendekatan scientific (ilmiah), yaitu melalui penelitian-penelitian empirik.

Terdapat tiga fase perkembangan psikologi, yaitu:

1.    Psikologi sebagai bagian dari filsafat (psikologi kuno)

Pada zaman dahulu, psikologi dipengaruhi oleh cara-cara berfikir filsafat dan terpengaruh oleh filsafatnya sendiri. Hal ini dimungkinkan karena para ahli psikologi pada masa itu juga adalah ahli-ahli filsafat, atau para ahli filsafat pada waktu itu juga ahli psikologi (tentang kejiwaan).
.
Beberapa aliran psikologi yang muncul pada fase ini diantaranya, yaitu: psikologi Plato, Psikologi Aristoteles, Psikologi Augustine, Psikologi pada masa renaissance dan abad ke-17, psikologi asosiasi, psikologi elementer (unsur) dari Herbart dan psikologi fisisologi.


2.   Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri

Akhir abad ke 19 merupakan titik permulaan daripada psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri yaitu sejak Wilhelm Wundt (Jerman, tahun 1832-1920) melepaskan psikologi dari filsafat serta ilmu pengetahuan alam. Wundt adalah seorang pelopor usaha tersebut dengan mendirikan “laboratorium psikologi’ yang pertama kali, yaitu pada tahun 1875, kemudian laboratorium tersebut disahkan dan diakui oleh Universitas-Leipziq pada tahun 1886. Sejak pengesahan tersebut berarti psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.

3.   Psikologi modern dalam abad ke 20

Psikologi abad ke-20 ini mengalami perkembangan yang menuju ke arah pengkhususan dalam studi, dengan pengkhususan tersebut diharapkan dapat membawa kepada pendalaman bidang-bidangnya juga penyesuaian dalam penerapannya bagi kehidupan umat manusia akan lebih intensif.
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa dimana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah , terlepas dari ilmu filsafat dan ilmu faal.
Mulai permulaan abad ke-20 psikologi mempunyai lebih banyak aliran dengan spesialisasi di bidang penelitian masing-masing serta penerapannya. Beberapa contoh aliran-aliran yang berkembang pada fase ini adalah:

a.  Psiko-analisa, yaitu aliran yang berusaha menyelidiki tentang kejiwaan yang berada di bawah sadar manusia
b. Psikologi perorangan, yaitu psikologi yang berusaha menyelidiki hidup kejiwaan manusia dari segi pribadi perorangan, menurut sumber pokok hidup kejiwaannya.
c.Psikologi analitis, yaitu aliran psikologi yang bertujuan mempelajari kehidupan jiwa manusia dari segi lapisan jiwa sadar dfan tidak sadar. 
d. Neo-Freudianisme, yaitu suatu aliran psikologi yang bersumber dari pendapat-pendapat Freud, akan tetapi kemudian berkembang menjadi pandangan-pandangan baru. Manusia dianggap sebagai sebagai suatu mahluk yang bereaksi secara total kejiwaannya, bukan secara unsur demi unsur. 

   Refrensi :
  1. wade, Carole. 2005. Psikologi. edisu kesembilan. Jakarta:Erlangga 

No comments:

Post a Comment